Read More......

OTAKKANANOTAKIRI

Name:
Location: tugu, jakarta utara, Indonesia

empty

Friday 22 July 2011

Abiyasa, Begawan

ABIYASA, yang bergelar begawan, adalah kakek keluarga Pandawa dan Kurawa. Ayah Abiyasa adalah Begawan Palasara, pertapa terkenal dari Gunung Rahtawu. Ibunya, yang bernama Dewi Durgandini, telah pergi meninggalkannya sejak Abiyasa masih bayi. Ayahnyalah yang memelihara, merawat, membesarkan, dan mendidik’ Abiyasa. Mula-mula mereka hidup berkelana dari negeri satu ke negeri lainnya, tetapi kemudian menetap di Pertapaan Sata Arga (Di pedalangan sering disebut Pertapaan Sapta Arga). Dari Begawan Palasara ia mewarisi bakat sebagai pertapa, selain mendapat pengajaran mengenai ilmu kesusasteraan dan ketatanegaraan.

Abiyasa, Begawan [Solo]

Menurut cerita pewayangan, ketika masih bayi Abiyasa pernah berebut air susu Dewi Durgandini dengan bayi Dewabrata, yang kemudian lebih dikenal dengan Resi Bisma. Waktu itu, Sentanu datang ke Astina bersama Dewabrata, dan minta agar Dewi Durgandini mau membagi air susunya pada Dewabrata. Dewi Durgandini, yang saat itu menjadi permaisuri Palasara tidak berkeberatan. Tetapi ternyata Dewabrata amat rakus, sehingga Abiyasa sering tidak kebagian air susu ibunya sendiri. Ini membuat Palasara, yang ketika itu sudah menjadi raja dan bergelar Prabu Dipakiswara, marah. Karena persoalan air susu itu akhirnya Sentanu berperang tanding dengan Palasara. Batara Narada yang turun dari kahyangan segera datang melerai mereka. Dewa itu mengatakan bahwa sesuai kehendak para dewa Palasara harus mengalah pada Sentanu. Ia harus merelakan takhta Kerajaan Astina dan juga permaisurinya, Dewi Durgandini.

Dengan begitu, ketika masih bayi Abiyasa terpaksa kehilangan ibu.

Cerita mengenai kelahiran Abiyasa ini, wayang Purwa Jawatimuran versinya lain lagi. Pada pedalangan dari Jawa Timur, ibu Abiyasa bernama Dewi Ambarwati. Pada saat Abiyasa lahir, saat ditidurkan, Begawan Palasara melihat sebuah makhluk kecil bergerak-gerak disamping bayi Abiyasa. Setelah diperhatikan, makhluk itu adalah seekor re/ (belatung). Dengan kesaktian yang dimilikinya, Begawan Palasara mengubah ujud set itu menjadi ksatria perkasa yang kemudian diberi nama Seta.

Pada waktu Abiyasa berumur sembilan bulan, Palasara mengajak istrinya pindah ke Pertapaan Sapta Arga. Tetapi Dewi Ambarwati menolak. Karena itu, Palasara pergi sendiri bersama bayi Abiyasa. Tak lama setelah kepergian suami dan anaknya. Dewi Ambarwati sadar akan kewajibannya sebagai istri dan ibu. Karenanya ia segera menyusul ke Sapta Arga. Di peijalanan Ambarwati bertemu dengan Sentanu yang menggendong anaknya, Dewabrata, yang sedang menangis kehausan. Dewi Ambarwati lalu menyusui bayi Dewabrata. Bahkan kemudian Dewi Ambarwati memelihara Dewabrata sampai dewasa.

Sebagai balas budi karena dibesarkan air susu Dewi Ambarwati, maka Dewabrata yang kemudian lebih dikenal sebagai Resi Bisma, menyerahkan takhta Astina kepada Abiyasa.

Demikian menurut pedalangan di Jawa Timur.

Ketika kemudian menjadi raja Astina, Abiyasa bergelar Prabu Krisnadwipayana, yang artinya ‘manusia berkulit hitam yang lahir di pulau*. Abiyasa memang dilahirkan di sebuah pulau kecil di tengah sungai Yamuna, dan kulitnya memang hitam. Dalam pewayangan, kisah kelahiran Abiyasa adalah sebagai berikut:

Dewi Durgandini yang hidup sebagai wanita pendayung perahu tambangan di Sungai Yamuna, suatu hari mendapat pelanggan seorang pertapa muda. Pertapa itu, Begawan Palasara yang saat itu sedang berkelana, minta agar diseberangkan ke sisi lain sungai itu. Di dalam perahu, Palasara menawarkan jasanya untuk menyembuhkan penyakit kulit yang sedang diderita Durgandini. Ternyata penyakit itu bukan penyakit biasa. Waktu Palasara mengobatinya, Sang Penyakit melawan, sehingga terjadi perkelahian. Perkelahian dahsyat itu menyebabkan teijadinya badai di sekitar perahu itu. Sang Penyakit akhirnya kalah, dan menjelma menjadi seorang pria berwajah buruk, bernama Rajamala. Sementara itu, akibat badai dan serunya perkelahian, perahu tambangan itu pun pecah dua. Kedua pecahan perahu itu menjelma menjadi dua orang pria yang oleh Palasara diberi nama Kencakarupa dan Rupakenca. Dayungnya menjelma menjadi

seorang putri cantik, yang diberi nama Dewi Re-katawati. Keempat manusia jadian itu minta diakui sebagai anak Palasara. Sesudah permintaan itu dikabulkan. oleh Palasara keempatnya disuruh pergi ke Kerajaan Wirata.

Pecahnya perahu itu menyebabkan Palasara dan Dewi Durgandini terdampar di sebuah pulau. Di pulau inilah Durgandini hamil dan beberapa bulan kemudian Abiyasa lahir. (Baca juga Durgandini, Dewi)

Sebagai seorang pertapa sesungguhnya Abiyasa tidak pernah berkeinginan menjadi raja. Lagi pula, ia merasa tidak berhak menduduki takhta Kerajaan Astina, karena ia tahu yang lebih berhak adalah Resi Bisma alias Dewabrata, putra Prabu Sentanu, raja Astina terdahulu. Namun karena Resi Bisma sudah bersumpah tidak akan menduduki tahkta Astina, Abiyasa terpaksa menuruti kehendak ibunya, menjadi raja. Ibu Abiyasa, Dewi Durgandini, sesudah berpisah dengan Palasara menjadi permaisuri Prabu Sentanu.

Sebelum Abiyasa naik takhta, yang menjadi raja Astina adalah Citranggada dan Wicitrawirya. Namun kedua putra Dewi Durgandini dari Prabu Sentanu itu tidak berumur panjang. Keduanya mati muda.

Sebenarnya, selain mengemban tugas menjadi raja Astina, secara langsung Abiyasa juga mempunyai kewajiban untuk melanjutkan garis keturunan keluarga Barata atau keluarga Kuru. Kedua tugas dari ibunya itu ditunaikannya dengan baik. Selain mengisi lowongan takhta Kerajaan Astina, oleh Dewi Durgandini, Abiyasa juga disuruh mengawini janda-janda kedua adik tirinya. Dengan demikian ia telah membuahkan anak-anak pelanjut keturunan sebagaimana dikehendaki ibunya.

Setelah usianya lanjut, dan setelah pewaris tahta Astina ada, Abiyasa meletakkan jabatan sebagai raja, pergi kembali ke Gunung Rahtawu untuk menjadi pertapa lagi. Kepada anak-anak dan cucu-cucunya ia selalu bersikap adil, walaupun ia sadar para Kurawa sering berbuat tidak jujur kepada para Pandawa.

Kedua janda adik tirinya yang dikawini oleh Abiyasa itu bernama Dewi Ambika dan Ambalika. Keduanya adalah putri Prabu Darmamuka dari Kerajaan Gi-yantipura. Mulanya kedua putri itu sekaligus menjadi permaisuri Prabu Citranggada. Setelah Citranggada meninggal, keduanya diperistri Wicitrawirya.Dan, sewaktu Prabu Wicitrawirya juga meninggal, keduanya lalu menjadi istri Abiyasa. Tetapi setelah perkawinan itu. di luar kemauan Abiyasa pula, ia mengambil seorang dayang istana sebagai selirnya. Nama dayang itu adalah Drati.

Dari ketiga wanita yang diperistrinya itu masing-masing Abiyasa mendapat seorang putra. Ketiga putra itu diberi nama Drestarastra, Pandu Dewanata, dan Yama Widura. Ketiganya cacat tubuhnya. Drestarastra yang tunanetra sejak lahir kemudian menurunkan para Kurawa, sedangkan Pandu Dewanata yang cacat pada lehernya serta berwajah pucat, menurunkan para Pandawa. Putra Abiyasa yang bungsu, Yama Widura, panjang sebelah kakinya, dan kemudian menjadi penasihat Kerajaan Astina.

Cacat tubuh yang diderita ketiga anaknya itu sebenarnya disebabkan karena kutukan dewa, sebab ketiga istrinya merasa jijik ketika harus melayani Abiyasa di tempat tidur. Walaupun pribadinya terpuji dan selalu bersikap lembut, Abiyasa memang berwajah buruk, kulitnya kasar, dan hitam. Penampilan badaniah

Abiyasa memang sangat berbeda dengan suami-suami kedua putri itu dulu. Baik Prabu Citranggada maupun Wicitrawirya, keduanya tampan dan gagah.

Dewi Ambika selaku istri pertama selalu memejamkan matanya pada saat harus melayani suaminya di ranjang. Akibatnya, ia dikutuk para dewa sehingga anak yang kemudian dilahirkannya buta. Anak itu diberi nama Destarata atau Drestarastra. Istri Abiyasa yang kedua, Dewi Ambalika, dengan wajah pucat selalu memalingkan muka bila bertugas selaku istri. Wajah putri itu pun selalu pucat di tempat tidur. Ia pun dikutuk para dewa sehingga bayi yang dilahirkannya mem-punyai leher kaku dan pucat wajahnya. Bayi itu diberi nama Pandu Dewanata.

Karena enggan melayani suaminya di tempat tidur, kedua istri Abiyasa itu sepakat untuk menyelundupkan seorang dayang istana bernama Drati ke kamar peraduan Abiyasa. Ternyata dayang Drati, yang kemudian diambil sebagai selir pun tidak ikhlas dalam melayani Abiyasa sebagai suaminya. Ia selalu menggelinjangkan kakinya bila sedang melayani Abiyasa.

Karena itu ia juga dikutuk dewa sehingga bayi laki-laki yang dilahirkannya cacat. Putra Drati diberi nama Yama Widura, yang panjang sebelah kakinya. ***)

Karena Drestarastra tunanetra, takhta Astina diwariskan kepada anak yang kedua, Pandu Dewanata. Keputusan ini diambil bukan karena Abiyasa lebih sayang pada Pandu daripada kakaknya, tetapi semata-mata karena kepentingan kerajaan. Seorang raja tunanetra, menurut pertimbangan Abiyasa tidak akan dapat menjalankan pemerintahan dengan baik. Keputusan Abiyasa ini juga disetujui oleh Dewi Durgandini, ibunya. Dan, terbukti keputusan Abiyasa itu memang tepat. Pandu ternyata bisa memerintah Astina dengan baik, adil, dan bijaksana.

Abiyasa berumur sangat panjang. Setelah melepaskan mahkota dan hidup sebagai pertapa, ia masih selalu memperhatikan keadaan Kerajaan Astina. Dengan senang hati Abiyasa memberikan nasihat-nasihatnya pada anak cucunya bila diminta.

Sesepuh keluarga Kurawa dan Pandawa itu dapat menyaksikan upacara penobatan cicitnya, Parikesit, menjadi raja Astina. Bahkan gelar yang digunakan oleh Parikesit setelah ia menjadi raja, juga Prabu Krisnadwipayana, rumggak semi ***) memakai nama kakek buyutnya.

Abiyasa meninggal secara sempurna, yang dalam bahasa pewayangan disebut moksa. Waktu akan masuk ke sorga, ia menuntut pada para dewa agar raganya juga dibolehkan ikut. Tuntutan itu dikabulkan, dan menjemput raga Abiyasa dengan kereta cahaya.

Tentang kematian Abiyasa ini, sebuah versi Mahabarata menceritakan sebagai berikut:

Suatu saat mendaratlah di alun-alun Astina, sebuah Kretacahya, yakni kereta cahaya. Tidak seorang pun kuat bertahan terhadap hawa panas yang memancar dari dalam kereta itu. Semua keluarga Pandawa mencoba, tetapi mereka pun tidak tahan. Akhirnya Prabu Puntadewa mohon agar Begawan Abiyasa mencobanya. Waktu kakek para Pandawa itu berjalan keluar dari keraton dan melihat Kretacahya itu, ia segera mahfum bahwa itulah kendaraan yang menjemputnya pergi ke alam abadi. Maka sang Begawan lalu memberikan pesan-pesan terakhirnya kepada sekalian anak cucu, terutama kepada Prabu Puntadewa dan Prabu Parikesit, tentang bagaimana memerintah sebuah negara dengan baik. Sesudah itu, ia pun masuk ke dalam kereta cahaya itu, yang segera membawanya ke langit, ke alam kematian abadi.

Mengenai kapan saat moksanya Abiyasa, sumber pewayangan maupun Mahabarata mempunyai data yang berbeda.

Menurut pewayangan, Abiyasa moksa setelah Parikesit, anak Abimanyu berumur 35 hari. Untuk mendapatkan berkah restu dari kakek buyutnya, pada saat

upacara selapanan Parikesit dipangku oleh Abiyasa, yang sengaja datang ke Istana Astina dari Pertapaan Wukirahtawu di Sata Arga. Beberapa saat setelah memangku buyutnya itu, Abiyasa merasa ajalnya sudah tiba, namun ia tidak mau berangkat ke sorga bilamana tidak disertai oleh jazadnya. Para dewa mengabulkan tuntutan itu, dan mengirim kereta cahaya guna menjemputnya. Moksanya Abiyasa disaksikan segenap keluarga Pandawa, Prabu Kresna dan Prabu Baladewa.

Sementara itu menurut Adiwangsawatarana Parwa, yang merupakan bagian dari Mahabarata, Abiyasa moksa pada zaman pemerintahan Prabu Janamejaya, cucu Parikesit. Peristiwa moksanya juga terjadi di Istana Astina.

Abiyasa atau Wyasa inilah yang menulis Kitab Mahabarata, yang di kemudian hari oleh para pujangga Indonesia diadaptasikan menjadi bahan cerita wayang. Suku Bangsa Jawa, juga mengenal Abiyasa dengan sebutan Empu Wiyasa.

Selain bergelar Prabu Krisnadwipayana, Abiyasa juga mempunyai beberapa nama yang lain. Nama Dewayana diberikan kepadanya karena ia memiliki sifat-sifat seperti dewa. Ia pun disebut Sutiksnaprawa, yang artinya ‘orang yang arif bijaksana*. Gelar lainnya adalah Rancakaprawa yang artinya suka menolong mereka yang sedang ditimpa kemalangan. Nama Abiyasa sendiri mengandung arti ‘orang yang selalu dekat dengan sifat-sifat yang terpuji.’ Abi atau abhi artinya dekat, sedangkan yasa artinya sifat yang terpuji. Sedangkan dalam Wayang Golek Purwa Sunda, Abiyasa juga disebut Subyasa, dan Wijana.

Pada lakon-lakon pewayangan, termasuk lakon carangan, Begawan Abiyasa lebih sering terlibat dalam alur cerita. Banyak lakon yang menceritakan bagaimana para Pandawa atau putra mereka minta petunjuk, nasihat, atau arahan dari pertapa tua ini. Abiyasa juga aktif memberikan nasihat, bahkan juga peringatan pada para Kurawa dan Prabu Drestarastra mengenai sikap mereka yang dinilainya kurang adil,

kurang jujur, dan serakah. Drestarastra dinilai terlalu lemah pendiriannya, terlalu menuruti bujukan serta hasutan istri dan anak-anaknya. Karena merasa sarannya diabaikan dan kata-katanya tidak didengarkan, pernah keluar kutukan dari Begawan Abiyasa pada anak sulungnya itu.

Katanya: “Kalau Drestarastra dan Gendari masih juga selalu memanjakan anak-anaknya dan melindungi perbuatan jahatnya, maka kelak ia dan istrinya akan mati diinjak-injak anaknya sendiri…”

Kata-kata bertuah ini, dalam cerita pewayangan, kemudian ternyata terbukti. (Baca Drestarastra, Prabu)

Kutukan itu diucapkan tatkala Abiyasa mendengar berita tentang pengusiran para Pandawa dan Dewi Drupadi dari istana dan dibuang ke hutan sesudah mereka kalah beijudi.

Tetapi sebagian dalang menyebutkan bahwa kutukan itu diucapkan beberapa saat sesudah Ahi sadar dari pingsan, sesudah para Kurawa menr? dirinya hingga roboh dan pingsan, dalam lak Rebutan Lenga Tala. (Baca Lenga Tala)

Sewaktu Pandu Dewanata meninggal akibat kutukan Resi Kimindama, Abiyasa tahu bahwa Batara Guru menjebloskan putranya itu ke neraka. Ia marah dan naik ke kahyangan, menyampaikan protesnya pada Batara Guru yang dianggapnya tidak adil. Pemuka dewa itu tetap pada pendiriannya sehingga Abiyasa berucap, bersedia melakukan apa saja untuk menebus dosa-dosa Pandu Dewanata, anaknya.

Kemarahan Abiyasa akhirnya diredakan oleh Batara Endra, dengan menyatakan bahwa yang dapat mengentaskan Pandu Dewanata dari neraka hanyalah anak-anaknya. Bukan bapaknya.

Kitab Mahabarata yang asli adalah mahakarya Begawan Abiyasa sebagai pujangga sastra. Buku, yang kemudian dianggap sebagai salah satu Buku Suci bagi penganut agama Hindu, itu terdiri atas 18 parwa, dan lebih dari 7.000 seloka. Dalam menuliskan karya besar ini, Abiyasa dibantu oleh Batara Ganesa, dewa yang berkepala gajah, dan dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan dan seni sastra.

Thursday 14 July 2011

iMac G3 (700 MHz)

Specifications

700 Mhz Power PC 750x
256 MB RAM Expandable to 1 GB
60 GB Hard Drive
CD-RW Drive
15-inch CRT monitor
ATI Rage 128 Graphics Card with 16 MB SGRAM
2 USB Ports
2 Firewire Ports
VGA Video Out (Mirroring Only)
Optional AirPort Wireless (Requires special riser adapter card from Apple)

Supported Mac OS

The 700 Mhz iMac shipped with Mac OS 9.2.1 installed.
The 700mhz iMac currently supports up to Mac OS 10.4.8.

Problems

This iMac model can lose video if Mac OS X 10.2 or higher is installed without a firmware upgrade. See Fixing No Video on iMac G3 After Mac OS X Install to correct this problem.

imac g3 700

Processor 700 MHz PowerPC G3
Memori 256 MB (support ampe 1 GB)
Hard Disk 7 GB (support ampe 128 GB)
CD-ROM slot loading
Monitor 15"
Graphic ATI Rage 128 16MB
Mouse & keyboard masih original bawaan Apple
Mac OS 9.02 (support ampe OSX 10.4 Tiger)

How to Format Apple iMac G3

There are numerous aspects that could be considered when discussing about Apple iMac G3 but in this article we will focus on how to format it because many users have been interested in becoming familiar with the necessary steps that need to be followed in order to format their Apple iMac G3 devices.

First of all, it is important to mention the reason why most users might be interested in formatting their Apple iMac and this consists in their wish of having all of their personal information deleted from it. Formatting is not a complex process if we were to regard it from a general point of view but there are few important steps that need to be considered by the users in the idea of becoming certain that they will succeed in properly formatting their iMacs.



The first important step to be considered at this stage is represented by the necessity of the users to make sure that they have saved everything that they might been interested in keeping from their iMac on another device because it is not likely to have another chance of doing this before the Apple iMac G3 hard drive has been formatted. The next step that needs to be considered is that of deciding on what type of device might be better to be used for storing the useful information from the iMac before proceeding with formatting it. Such devices can be either external hard drives of flash drives or even various types of network connections. It all depends on each user’s preferences.

Next, the users must locate the operating system having been originally installed on their iMacs and to insert the disc in order to start the reboot process. The rebooting process will take place if the user does not forget to keep the C arrow pressed. Next, the user will have to select the Disk utility from the list of options that will be provided to him and afterwards select Erase once the hard drive has been selected from the list. The wizard will have to be followed by the user in order to make sure that the proper steps will be followed and that all the proper settings will be established.



The next step that needs to be considered when discussing about ways in which we can format Apple iMac G3 is that in which the iMac needs to be turned off by the user once the startup screen has appeared. They the iMac will have to boot up and this can be established by pressing the T key on your keyboard and by keeping it pressed. What must also be mentioned is the fact that after formatting the hard drive the users will no longer be able to use the iMac in any way before he/she has installed a new operating system on it and that everything that had been on the hard drive has been permanently deleted from it. This is why saving the important data first and then formatting the hard drive is a must

Mac OS 8.0 & 8.1: Clean Installation Instructions

Mac OS 8.0 & 8.1: Clean Installation Instructions



For Mac OS 8.5 through 9.2 information, see technical document 58176, "Mac OS 8.5, Mac OS 9: Performing a Clean Installation".
Purpose of a Clean Installation

A normal system software installation modifies and updates the existing System Folder. A clean installation disables the existing System Folder, leaving all files in place, and creates a new System Folder.

A clean system installation brings the system software back to the standard configuration. This is necessary when system software has been damaged or modified, preventing a normal installation. It is also useful in troubleshooting.

Clean Install Instructions

Follow these instructions in the order presented.

Starting from the Mac OS 8 CD


1. Insert the Apple Macintosh CD in the CD-ROM drive.

2. Restart your Macintosh.

3. As soon as you hear the startup chime, hold down the letter 'C' on the keyboard until you see the "Welcome to Macintosh" message.

4. As the computer starts up, you should see the "flying CD" background pattern- this will confirm that you are starting from the CD.

5. If the computer does not start from the CD, shut down the computer, turn on the computer and immediately hold down the Command-Option-Shift and the large Delete key simultaneously. Hold down these keys until you see the "Welcome to Macintosh" message.

6. If you a receive a system error while starting from the CD, please see the section entitled "Cannot Boot from Mac OS 8 CD When AppleTalk is Off" in article 24160: "Mac OS 8: Late Breaking Information."

7. At the desktop, the Apple Macintosh CD's icon should be in the upper-right corner of your screen with your hard drive's icon below it. If any other hard drive appear above the Apple Macintosh CD, go to the Control Panels under the Apple Menu, open the Startup Disk item, select the Apple Macintosh CD, close all open windows and restart. The Apple Macintosh CD should then appear above the hard drive.

8. If you have successfully started from the Mac OS 8 CD, double-click the "Mac OS Install" icon or the "Install Mac OS 8.1" icon, then proceed to the section entitled "Installing Mac OS 8".


Starting from the Disk Tools diskette

Note: These steps require a Mac OS 8 CD and Apple CD ROM drive.


1. Shut down your Macintosh computer.

2. Insert the appropriate Disk Tools diskette in the floppy drive, and turn on the computer. At the desktop, the Disk Tools floppy disk's icon should be in the upper-right corner of your screen with your hard drive's icon below it.

3. Disk Tools Disk 1 is designed for use with all non-PowerPC machines except the PowerBook 190.

4. Disk Tools Disk 2 is designed for use with all PowerPC computers and the PowerBook 190.

5. Insert the Mac OS 8 CD and double click the "Mac OS Install" icon or the "Install Mac OS 8.1" icon, then proceed to the section entitled "Install Mac OS 8".


Starting from the Install Me First diskette


1. Shut down your Macintosh computer.

2. Insert the Install Me First diskette in the floppy drive, and turn on the computer. The installer program will launch automatically on startup.


Installing Mac OS 8


1. The "Welcome" screen will come up. Click the Continue button.

2. When the "Select Destination" screen comes up, select the appropriate disk in the Destination Disk pop-up menu.

3. Check the box marked "Perform Clean Installation", then click the Select button.

4. Read the Important Information on the next screen and click Continue.

5. Read the licensing agreement and click Continue.

6. At this point you may customize your installation. Refer to your Mac OS 8 manual for descriptions of the optional components listed.

7. If you are using a non-Apple hard disk, click the Options... button and uncheck the Update Apple Hard Disk Drivers option. It is very
important that you check with the vendor of your non-Apple hard disk to confirm that your hard disk driver will be compatible with Mac OS 8 before you start the installation.

8. Click the start button. The installer will check your hard disk and attempt to repair any faults that it finds. If it is unable to repair them, you should back up the hard disk and reinitialize it using the appropriate formatting utility for that drive. For Apple drives, use Drive Setup.


When you are finished with the installation, restart the computer. If you started from the diskette, it will be ejected, however if you started from the CD-ROM you may need to eject the Mac OS 8 CD.

Troubleshooting

These steps assume you are using the Clean Install of system software for troubleshooting purposes.

1) Verify Issue Resolution

2) After performing a clean installation, verify that you resolved the difficulty before adding anything to the new System Folder. Adding items to the System Folder before resolving your difficulty defeats the purpose of performing a clean installation.

3) Install Non-Standard Items

You can now reinstall the non-standard items from the old System Folder (now named "Previous System Folder") such as fonts, extensions, and control panels. If possible, you should reinstall these items from their original disks.

If the original disks are not available, you may move the nonstandard items from the Previous System Folder to the new System Folder. Be careful not to replace anything that is already in the new System Folder. Only move items that are not already in the new System Folder. Open each corresponding folder within the System Folder and the Previous System Folder and then compare the contents. Move up to 5 items that are not already in the new System Folder and its sub folders from the Previous System Folder and its sub folders.

Restart your Macintosh.

Verify that the Macintosh is still starting up properly and that basic functions are working properly.

Repeat Steps 2-4 until all non-standard items have been moved from the Previous System Folder to the new System Folder.

4) Final Steps

Verify your applications are performing normally. If not, refer to the application manual or contact the vendor. When the Macintosh behaves as expected and you are sure that all needed items from the Previous System Folder are transferred or reinstalled, move the Previous System Folder to the Trash, and choose Empty Trash from the Special menu.

Tuesday 12 July 2011

Startup key combinations for Intel-based Macs

Learn about the startup key combinations you can use with Intel-based Macs.
Products Affected

MacBook Pro, MacBook Air, MacBook, iMac, Mac mini, Mac Pro
Keystroke Description
Press C during startup Start up from a bootable CD or DVD, such as the Mac OS X Install disc that came with the computer.
Press D during startup Start up in Apple Hardware Test (AHT).
Press Option-Command-P-R until you hear two beeps. Reset NVRAM
Press Option during startup Starts into Startup Manager, where you can select a Mac OS X volume to start from. Note: Press N to make the the first bootable Network volume appear as well.
Press Eject, F12, or hold the mouse or trackpad button Ejects any removable media, such as an optical disc.
Press N during startup Attempt to start up from a compatible network server (NetBoot).
Press T during startup Start up in Target Disk Mode.
Press Shift during startup Start up in Safe Boot mode and temporarily disable login items.
Press Command-V during startup Start up in Verbose mode.
Press Command-S during startup Start up in Single-User mode.
Press Option-N during startup Start from a NetBoot server using the default boot image.

Restarting your Mac
From Mac Guides
Jump to: navigation, search

Restarting your Mac is easy, though very seldom necessary since the introduction of OS X, which prevents application problems or crashes from affecting other applications or the operating system. To fix problems, quitting and restarting the problem application usually works. If the problem affects more than one application, simply logging out of your account and back in will fix it. Generally speaking, the only time a restart is really necessary is after installing software that touches system files, and the installer will inform you that a restart is necessary.

There are a number of ways you can restart a Mac. You can:

* If you need to restart your computer after installling a piece of software, the installer may provide a "Restart" button. In such circumstances, simply click the button
* Go to the Apple menu and choose "Restart…"
* Press control-eject and choose "Restart" from the window that appears, or press command-control-option-eject
* You can press the power button and choose "Restart" from the window that appears
o Note that on PowerBooks, iBooks, and MacBook Pros the eject key does not respond immediately as do desktop keyboards. You must hold down the eject key for a few seconds, just as if you would be ejecting a disk.

[edit]
Force Restarting

If you particularly wish to, you can force your Mac to restart. You need to do this after a Kernel panic.

To force restart your Mac:

* On some Macs, press control-command and the power button or control-command-eject at the same time.
* On most Macs, hold the power button for five seconds to force shutdown, and then push the power button again to restart.

[edit]
System Startup Key commands

In some cases you may want to make some modifications to the system, boot to an other OS, or even just clear the Parameter RAM during a system restart. The following Keyboard commands will help you enable, disable, or select some of the boot options. All key combinations need to be pressed (and held) directly after you hear the startup chime. The key " Command" signifies the Apple button on your keyboard.

* T= Target disk mode - your Mac is an external hard drive for other Macs
* C= Boot from CD or DVD
* R = Forces some powerbooks to reset the screen
* X = Boot to OS X on systems with dual boot
* Command+V = Starts your system in Verbose mode. (lists what is loading during startup, as opposed to the spinning icon with grey screen)
* Command+S = Single user mode (used for troubleshooting in most cases)
* Command+Option+P+R Zaps Parameter RAM (Note: Make sure to push this key combination directly after the startup chime, and hold the keys until you hear the startup chime again.)