Waktu Dunia Terpusat Di Mekkah
Bermula Di Qatar
Konferensi Qatar yang bertema "Mecca, the Centre of the Earth, Theory and Practice" (Makkah sebagai Pusat Bumi, Teori dan Ibadah) membahas masalah dirubahnya patokan waktu bagi Internasional yaitu mengacu pada Makkah. Selama konferensi tersebut, sebuah jam penemuan muslim Prancis yang dapat menyatukan arah kiblat dari seluruh dunia juga turut dipamerkan. Jam tersebut dirasa mampu menjadi media pembenaran terhadap pengetahuan internasional mengenai kekeliruan pusat bumi yang diyakini selama ini.
Tak lama etelah konferensi itu, Arab Saudi pun kini telah memulai proyek besar untuk mengganti waktu GMT menjadi waktu MMT (Mekkah Mean Time) yang menjadi kota suci bagi lebih dari satu milyar ummat muslim dunia. Kerajaan Arab Saudi saat ini sedang berusaha melaksanakan tujuan tersebut melalui pengembangan jam khusus yang ditempatkan di atas menara yang terbesar di dunia di samping Masjidil Haram Makkah yang bertujuan menjadikan waktu kota suci sebagai standar waktu bagi dunia.
Akhirnya!
Setelah lama menjadi perbincangan hangat, maka pada awal Ramadhan jam Mekkah mulai berdetak. Jam yang terdiri atas empat sisi itu masing-masing berdiamater 41 meter dan terbuat dari keramik yang dibuat dengan teknologi tinggi. Jam raksasa ini mengalahkan jam raksasa di Mall Cevahir Istanbul yang berdiameter 36 meter, dipasang di atap kompleks perbelanjaan. Hanya satu dari empat sisi jam yang sejauh ini telah selesai dan ditutup dengan 98 juta lembar kaca mozaik. Beberapa bagiannya dilapisi emas yang berada pada posisi sekira 400 meter dari Masjidilharam. Jam raksasa itu dipasang pada ketinggian 601 meter. Masing-masing jam itu juga dilengkapi kata Arab bertuliskan “Allah Maha Besar” dengan huruf raksasa yang terletak di atas jam dan akan dihiasi dua juta lampu warna-warni. ak kurang dari 21.000 lampu berwarna putih dan hijau dipasang di atas jam tersebut.Cahaya lampu itu bakal terlihat hingga 30 km untuk mengirimkan sinyal waktu salat lima waktu.
Kini jam tersebut bisa dilihat jelas dengan hiasan pedang yang bersilang dan pohon palem sebagai simbol negara Saudi. Menurut Mohammed al-Arkubi, manajer the Royal Mecca Clock Tower Hotel, gedung yang berada di bawah jam raksasa itu, pemasangan jam ditenderkan kepada sebuah perusahaan dari Jerman.“Ini merupakan megaproyek,” katanya. Menurut Kementerian Agama Saudi, keseluruhan proyek jam raksasa menelan biaya $ US3 miliar.
Kompleks Abraj Al-Bait yang menopang jam raksasa itu berada di jalanan dari pintu selatan Masjidilharam, masjid suci umat Islam. Kompleks itu terdiri atas enam gedung yang memiliki 42 hingga 48 lantai. Kompleks tersebut memiliki 3.000 kamar hotel dan apartemen, ditambah lima gedung pusat perbelanjaan serta 1,5 juta meter persegi untuk lobi. Arsitek dan perusahaan konstruksi yang membangun gedung tersebut sama dengan yang mendesain terminal tiga bandara internasional di Dubai. Kompleks ini memiliki tiga hotel papan atas, yakni the Fairmont, Raffles, dan Swiss Hotel.
Di sini juga terdapat apartemen mewah, sebagian besar didesain agar mampu melihat langsung Masjidilharam. Kompleks menara ini dibangun oleh pengembang Bin Laden Group. Proyek itu merupakan bagian dari rencana Pemerintah Saudi untuk mengembangkan Makkah agar mampu menampung 10 juta jamaah haji tiap tahunnya. Saat ini Makkah hanya mampu menampung 3 juta jamaah haji.
Pada musim haji, menurut arsitek Dar Al-Handasah, kompleks tersebut mampu menampung 65.000 jamaah haji. Nantinya akan disediakan elevator bagi pengunjung yang ingin melihat balkon jam tersebut. Kemudian ada juga observatorium astronomi dan museum Islam.
Bagaimana Konsep MMT?
Pengubahan jam dari GMT (Greenwich Mean Time) ke MMT (Mekkah Mean Time) bukan perkara mudah. Karena harus mengubah paradigma dunia internasional yang sudah 126 tahun menggunakan standar GMT. Lebih jelasnya dibuat konsepnya yaitu:
1. Kordinat waktu Islam dalam jam MMT adalah kota Makkah Al Mukarramah. Jadi Makkah bukan sekedar arah kiblat shalat tetapi juga sebagai pusat koordinasi hitungan waktu.
2. Jam MMT waktu dibagi menjadi 12 jam Rest Time (RT) dan 12 jam Work Time (WT). RT dimulai sejak terbenamnya matahari hingga terbitnya matahari. Dan sebaliknya Work Time dimulai dari terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari.
3. Jam MMT dibuat untuk mendukung penanggalan Hijriyah. Sesuai dengan penanggalan hijriyah, pergantian tanggal terjadi saat terbenamnya matahari. Sehingga jam 18.00 dalam jam GMT adalah jam 00.00 pada jam MMT. Selanjutnya, jam 19.00 adalah jam 01.00, jam 20.00 adalah jam 02.00, dan jam 21.00 adalah jam 03.00 dalam MMT.
Jam MMT secara mekanisme dapat dibuat karena konsep waktu dalam Islam juga menggunakan media matahari. Namun demikian, selama ini penanggalan hijriyah dianggap hanya menggunakan sistem Qomariyah saja tanpa ada sistem Syamsiyah, sehingga tidak ada jamnya sebagai pelengkap.
Konferensi Qatar yang bertema "Mecca, the Centre of the Earth, Theory and Practice" (Makkah sebagai Pusat Bumi, Teori dan Ibadah) membahas masalah dirubahnya patokan waktu bagi Internasional yaitu mengacu pada Makkah. Selama konferensi tersebut, sebuah jam penemuan muslim Prancis yang dapat menyatukan arah kiblat dari seluruh dunia juga turut dipamerkan. Jam tersebut dirasa mampu menjadi media pembenaran terhadap pengetahuan internasional mengenai kekeliruan pusat bumi yang diyakini selama ini.
Tak lama etelah konferensi itu, Arab Saudi pun kini telah memulai proyek besar untuk mengganti waktu GMT menjadi waktu MMT (Mekkah Mean Time) yang menjadi kota suci bagi lebih dari satu milyar ummat muslim dunia. Kerajaan Arab Saudi saat ini sedang berusaha melaksanakan tujuan tersebut melalui pengembangan jam khusus yang ditempatkan di atas menara yang terbesar di dunia di samping Masjidil Haram Makkah yang bertujuan menjadikan waktu kota suci sebagai standar waktu bagi dunia.
Akhirnya!
Setelah lama menjadi perbincangan hangat, maka pada awal Ramadhan jam Mekkah mulai berdetak. Jam yang terdiri atas empat sisi itu masing-masing berdiamater 41 meter dan terbuat dari keramik yang dibuat dengan teknologi tinggi. Jam raksasa ini mengalahkan jam raksasa di Mall Cevahir Istanbul yang berdiameter 36 meter, dipasang di atap kompleks perbelanjaan. Hanya satu dari empat sisi jam yang sejauh ini telah selesai dan ditutup dengan 98 juta lembar kaca mozaik. Beberapa bagiannya dilapisi emas yang berada pada posisi sekira 400 meter dari Masjidilharam. Jam raksasa itu dipasang pada ketinggian 601 meter. Masing-masing jam itu juga dilengkapi kata Arab bertuliskan “Allah Maha Besar” dengan huruf raksasa yang terletak di atas jam dan akan dihiasi dua juta lampu warna-warni. ak kurang dari 21.000 lampu berwarna putih dan hijau dipasang di atas jam tersebut.Cahaya lampu itu bakal terlihat hingga 30 km untuk mengirimkan sinyal waktu salat lima waktu.
Kini jam tersebut bisa dilihat jelas dengan hiasan pedang yang bersilang dan pohon palem sebagai simbol negara Saudi. Menurut Mohammed al-Arkubi, manajer the Royal Mecca Clock Tower Hotel, gedung yang berada di bawah jam raksasa itu, pemasangan jam ditenderkan kepada sebuah perusahaan dari Jerman.“Ini merupakan megaproyek,” katanya. Menurut Kementerian Agama Saudi, keseluruhan proyek jam raksasa menelan biaya $ US3 miliar.
Kompleks Abraj Al-Bait yang menopang jam raksasa itu berada di jalanan dari pintu selatan Masjidilharam, masjid suci umat Islam. Kompleks itu terdiri atas enam gedung yang memiliki 42 hingga 48 lantai. Kompleks tersebut memiliki 3.000 kamar hotel dan apartemen, ditambah lima gedung pusat perbelanjaan serta 1,5 juta meter persegi untuk lobi. Arsitek dan perusahaan konstruksi yang membangun gedung tersebut sama dengan yang mendesain terminal tiga bandara internasional di Dubai. Kompleks ini memiliki tiga hotel papan atas, yakni the Fairmont, Raffles, dan Swiss Hotel.
Di sini juga terdapat apartemen mewah, sebagian besar didesain agar mampu melihat langsung Masjidilharam. Kompleks menara ini dibangun oleh pengembang Bin Laden Group. Proyek itu merupakan bagian dari rencana Pemerintah Saudi untuk mengembangkan Makkah agar mampu menampung 10 juta jamaah haji tiap tahunnya. Saat ini Makkah hanya mampu menampung 3 juta jamaah haji.
Pada musim haji, menurut arsitek Dar Al-Handasah, kompleks tersebut mampu menampung 65.000 jamaah haji. Nantinya akan disediakan elevator bagi pengunjung yang ingin melihat balkon jam tersebut. Kemudian ada juga observatorium astronomi dan museum Islam.
Bagaimana Konsep MMT?
Pengubahan jam dari GMT (Greenwich Mean Time) ke MMT (Mekkah Mean Time) bukan perkara mudah. Karena harus mengubah paradigma dunia internasional yang sudah 126 tahun menggunakan standar GMT. Lebih jelasnya dibuat konsepnya yaitu:
1. Kordinat waktu Islam dalam jam MMT adalah kota Makkah Al Mukarramah. Jadi Makkah bukan sekedar arah kiblat shalat tetapi juga sebagai pusat koordinasi hitungan waktu.
2. Jam MMT waktu dibagi menjadi 12 jam Rest Time (RT) dan 12 jam Work Time (WT). RT dimulai sejak terbenamnya matahari hingga terbitnya matahari. Dan sebaliknya Work Time dimulai dari terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari.
3. Jam MMT dibuat untuk mendukung penanggalan Hijriyah. Sesuai dengan penanggalan hijriyah, pergantian tanggal terjadi saat terbenamnya matahari. Sehingga jam 18.00 dalam jam GMT adalah jam 00.00 pada jam MMT. Selanjutnya, jam 19.00 adalah jam 01.00, jam 20.00 adalah jam 02.00, dan jam 21.00 adalah jam 03.00 dalam MMT.
Jam MMT secara mekanisme dapat dibuat karena konsep waktu dalam Islam juga menggunakan media matahari. Namun demikian, selama ini penanggalan hijriyah dianggap hanya menggunakan sistem Qomariyah saja tanpa ada sistem Syamsiyah, sehingga tidak ada jamnya sebagai pelengkap.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home